Kondisi Kesehatan yang Memicu Kecelakaan Lalu Lintas

kecelakaan

Beberapa kondisi kesehatan bisa memicu kecelakaan lalu litas. Mulai dari epilepsi yang diduga dialami pelaku penyerempetan terhadap peserta gerak jalan PDIP Minggu (20/6/2010) lalu, hingga masalah tulang dan persendian.

Penyerempetan terhadap peserta gerak jalan PDIP bukan satu-satunya kasus yang melibatkan pengemudi yang diduga punya masalah kesehatan. Misalnya pada beberapa kecelakaan yang pernah diberitakan, pengemudi mengalami serangan jantung dan meninggal di dalam mobil.

Oleh karenanya, penting untuk diketahui kondisi apa saja yang bisa membahayakan seorang pengemudi kendaraan bermotor. Berikut ini adalah beberapa di antaranya, dikutip dari Yourdrivinglicence dan RTA NSW, Senin (21/6/2010).

Arthritis
Masalah tulang dan persendian dapat menghambat aktivitas fisik selama berkendara. Mulai dari yang paling ringan seperti sekedar menoleh untuk melihat lalu lintas dari samping, hingga menekan pedal rem sambil membanting setir dalam kondisi darurat.

Gangguan penglihatan
Mata sehat merupakan salah satu komponen paling dibutuhkan saat berkendara. Tidak hanya untuk melihat lalu lintas dan berbagai rintangan di depan, melainkan juga untuk mengenali rambu-rambu lalu lintas sekalipun dari jarak yang cukup jauh. Mata seorang pengendara juga dituntut untuk bisa membedakan warna lampu lalu lintas.

Gangguan pendengaran
Saat berkendara, ketajaman telinga tak kalah pentingnya dari mata sebab ada beberapa isyarat bunyi yang harus dikenali saat berkendara. Di antaranya adalah peluit petugas, sirine kendaraan tertentu, serta klakson dari kendaraan lainnya.

Diabetes
Banyak pengidap diabetes bisa mengemudi dengan baik tanpa ada masalah, selama kondisinya tertangani dengan baik. Namun bagi pengidap diabetes yang tergantung insulin, lupa menyuntik menyuntik bisa memicu kolaps saat berkendara sehingga menyebabkan kecelakaan.

Kondisi neurologis
Salah satu kondisi neurologis (saraf) yang membahayakan seseorang saat mengemudi adalah epilepsi. Gangguan ini bisa kambuh sewaktu-waktu, dan menyebabkan kejang hingga kehilangan kesadaran. Beberapa negara memperbolehkan penderita epilepsi untuk mengemudi dengan beberapa kententuan khusus, misalnya tidak pernah kambuh dalam periode tertentu.

Penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular)
Gangguan seperti takikardi (berdebar-debar), angina, hingga penyempitan pembuluh arteri harus diwaspadai saat mengendarai kendaraan bermotor. Apabila terjadi komplikasi yang lebih parah misalnya serangan jantung maupun stroke, maka risiko terjadinya kecelakaan akan sangat tinggi.

Kondisi mental
Meski tidak sampai menyebabkan hilangnya kesadaran, beberapa gangguan mental dan kejiwaan juga membahayakan seseorang saat mengemudikan kendaraan bermotor. Misalnya stres, depresi, kesulitan untuk mengingat, gelisah dan kebingungan. Gangguan mental dan kejiwaan tersebut bisa bersifat sementara maupun permanen.

Kondisi khusus
Keselamatan berkendara juga bisa dipengaruhi oleh kondisi tertentu yang sifatnya sementara. Seseorang yang mengalami patah tulang atau berada di bawah pengaruh alkohol dan obat-obatan sebaiknya tidak mengendarai kendaraan bermotor hingga kondisi tersebut teratasi.

0 comments:

Tips and Information Online © 2011 - 2013 by Kumpulan Cara | thanks to: Google | Yahoo Indonesia | Supported by Blog Indonesia