Ditolak itu memang tidak enak. Sehalus apa pun penolakan itu disampaikan tetap saja rasanya tidak enak. Peneliti mengungkapkan penolakan bisa membuat orang benar-benar merasakan sakit.
Ilmuwan menemukan secara harfiah penolakan yang dilakukan oleh pasangan atau lingkungan memang menyakitkan.
Hal ini karena segala pengalaman dan memori yang berhubungan dengan seseorang yang menolak itu akan berusaha dihilangkan, sehingga memicu pengaktifan daerah di otak yang berhubungan dengan sensasi sakit di fisik.
Selama berabad-abad orang-orang menggunakan kata 'sakit' yang sama untuk menggambarkan penderitaan mental serta fisik yang dirasakannya. Kondisi ini menyebabkan peneliti bertanya-tanya apakah hal tersebut terjadi pada daerah otak yang sama.
"Secara harfiah penolakan memang sakit sehingga membuat kita ingin menghindari penolakan," ujar Edward Smith, ilmuwan saraf kognitif dari Universitas Columbia di New York, seperti dikutip dari Foxnews, Rabu (30/3/2011).
Smith menemukan bahwa rasa sakit akibat rasa emosional yang kuat bisa mengaktifkan jalur saraf yang sama seperti seseorang merasakan rasa sakit secara fisik.
Ilmuwan meneliti 40 orang yang mengalami penolakan dengan melakukan scan pada daerah otaknya. Peneliti menemukan bahwa rasa sakit emosional baik itu perasaan ditolak, sedih atau berduka atas kehilangan orang yang dicintai bisa masuk ke dalam jaringan saraf yang sama ketika seseorang benar-benar sakit.
Kondisi ini menunjukkan bahwa penolakan memang benar-benar membuat orang sakit selayaknya rasa sakit yang muncul difisik.
"Tapi saya tidak merekomendasikan konsumsi aspirin untuk rasa sakit tersebut, karena satu jam kemudian Anda mungkin mulai memikirkan orang itu lagi yang bisa memicu rasa sakit kembali," ujar Smith.
Hasil temuan ini telah dipublikasikan secara online pada 28 Maret 2011 dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences.
0 comments:
Post a Comment