Pembakaran kalori saat berolahraga tidak hanya mengurangi tumpukan lemak, tetapi juga massa otot yang ikut mengecil jika dilakukan berlebihan. Penelitian terhadap peserta lomba lari jarak jauh menunjukkan adanya pengurangan massa otot hingga 7 persen.
Lomba lari TransEurope-FootRace 2009 yang menempuh jarak hingga 4.500 km dan berlangsung selama 2 bulan itu diikuti oleh 44 peserta. Seusai lomba, berat badan para peserta rata-rata berkurang 5,4 persen akibat pembakaran kalori untuk menghasilkan energi.
Turunnya berat badan sebagian besar dipicu oleh pembakaran lemak, yang rata-rata mencapai 50 persen dari jumlah lemak total. Namun itu saja belum cukup, sebab sebagian massa otot juga terpakai untuk memenuhi kebutuhan kalori sehingga rata-rata mengalami penyusutan sebesar 7 persen.
"Dari penelitian ini kami mendapatkan sejumnlah data unik, dalam kaitannya dengan pengaruh olahraga ketahanan seperti lari marathon terhadap pembakaran lemak," ungkap Dr Uwe Schutz dari University Hospital of Ulm, Jerman, seperti dilansir Healthday, Rabu (1/12/2010).
Penelitian ini membuktikan bahwa lemak merupakan jaringan yang paling terpengaruh saat berlari. Jumlah lemak yang terbakar dalam olahraga ini lebih besar dari yang dibayangkan sebelumnya, sampai-sampai pembakaran 50 persen dari lemak total saja belum cukup.
Semakin lama seseorang berlari, semakin besar kebutuhan lemak untuk menghasilkan energi. Oleh karena itu jika seorang atlet pensiun setelah bertahun-tahun menekuni olahraga ini, maka konsumsi lemak harus dibatasi karena tubuhnya terkondisikan untuk menimbun lemak sebagai cadangan kalori.
Sisi positifnya, lemak-lemak itu melindungi para pelari dari risiko cedera otot. Oleh karenanya, para atlet bisa terus berlari meski sedang mengalami cedera ringan akibat peradangan pada jaringan otot atau intramuskular.
0 comments:
Post a Comment